PAMEKASAN. Pilarpos.id – Paguyuban Masyarakat Ronggosukowati (PMR) mendeklarasikan Achmad Baidowi sebagai calon bupati Pamekasan 2024 di Hotel Cahaya Berlian, Jl. Raya Panglegur No. 69–71, Pamekasan, Jawa Timur, pada Kamis, 6 Juni 2024.
Sebelumnya, nama Achmad Baidowi atau akrab disapa Awiek telah masuk bursa dan menjadi salah satu figur kuat yang akan bertarung dalam Pilkada Pamekasan 2024.
Nasir, selaku ketua panitia, menyampaikan dalam sambutannya bahwa Baidowi adalah sosok yang tepat untuk memimpin Kota Pamekasan. Dasar mendeklarasikan Achmad Baidowi karena figur tersebut berkualitas, berpengalaman, peduli pada semua kalangan, muda (energik, inovatif, kreatif), dan agamis (sederhana).
“Untuk memimpin Kota Pamekasan, perlu pemimpin yang berkualitas, berpengalaman, dan terbuka dari jejak digitalnya, dan semua itu ada di Baidowi,” ujar Nasir.
Dia menambahkan bahwa Baidowi merupakan sosok yang memiliki track record yang baik.
“Baidowi adalah sosok figur yang mempunyai kualitas dan pengalaman yang cukup bagus, terbukti dengan program-program yang sudah dijalankan seperti insentif guru ngaji, BSPS, pembangunan infrastruktur yang merata, pemanfaatan CSR untuk masyarakat Pamekasan, adanya sumur bor air bersih, serta adanya masjid dan mushola,” tambahnya.
Dalam deklarasi Paguyuban Masyarakat Ronggosukowati, Imam Turmudi selaku pemimpin acara mengatakan bahwa acara tersebut untuk mengenalkan kepada masyarakat mengenai sosok Achmad Baidowi.
“Insyaallah jika dipercaya mengemban amanah sebagai bupati, Achmad Baidowi akan membawa Kabupaten Pamekasan untuk lebih baik lagi di kancah nasional,” ujarnya.
Sebelum pembacaan naskah deklarasi, Imam Turmudi membuka sesi diskusi dan serap aspirasi dari seluruh unsur yang hadir, salah satunya dari petani dan nelayan.
Salah satu peserta deklarasi, Sanah, menyampaikan keluh kesahnya kepada panitia mengenai kelangkaan pupuk. Menurutnya, musim tanam tembakau tahun ini pupuk sangat langka. Di samping itu, harga jual dari panen tembakau kadang tidak stabil, mengingat pengeluaran dari awal tanam hingga panen sangat banyak.
“Kadang hasil panen tidak sesuai pengeluaran dari awal tanam bibit,” jelasnya di hadapan peserta yang lain.
Umar Shodiq menyampaikan aspirasi mengenai kesejahteraan guru ngaji yang selama ini jauh dari perhatian pemerintah.
“Kami masyarakat butuh bukti nyata, tidak hanya bicara, cukup periode sebelumnya yang jago bicara,” katanya.