Ekonomi

Dr. Eric Hermawan Anggota DPR RI Dapil XI Jatim Gelar Reses, Petani Sampang Minta Usulkan Impor Garam di Stop

Avatar photo
×

Dr. Eric Hermawan Anggota DPR RI Dapil XI Jatim Gelar Reses, Petani Sampang Minta Usulkan Impor Garam di Stop

Sebarkan artikel ini
Keterangan Foto: Dr. H. Eric Hermawan Anggota DPR RI Dapil XI Jawa Timur (Madura) Komisi VII (Tengah) saat menggelar Reses di Aula Hotel Bahagia Jalan Bahagia, Kelurahan Rong Tengah, Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang

SAMPANG, Pilarpos.id – Dr. H. Eric Hermawan, MT. MM anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Dapil XI Jatim (Madura), menggelar serap aspirasi (reses) dengan mendengarkan lansung keluh-kesah masyarakat petani garam di wilayah Kabupaten Sampang, Madura. Selasa, (17/12/2024).

Sekedar diketahui, kegiatan reses perdananya di wilayah Kabupeten Sampang Madura Tahun 2024 ini, terbagi di 3 tempat diantaranya: Reses pertama di gelar di aula Hotel Bahagia, Jalan Bahagia, Kelurahan Rong Tengah, yang kedua di Lembaga Pendidikan Sabilillah, Jalan Rajawali, Kelurahan Karang Dalem, sedangkan yang terakhir di gelar di Desa Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Terpantau, Eric Hermawan anggota DPR RI Dapil XI Jawa Timur (Madura) itu mendapatkan berbagai keluhan dan masukan dari masyarakat yang mengikuti acara reses di tiga tempat itu.

Seperti kegiatan reses yang digelar di Desa Pangarengan, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura.

Keterangan Foto: Dr. H. Eric Hermawan anggota DPR RI Dapil XI Jatim (Madura) dari Komisi VII saat menggelar Reses bersama masyarakat Petani Garam di wilayah Desa Pangarengan (Foto Istimewa)

Acara reses yang diikuti oleh puluhan masyarakat mayoritas berprofesi sebagai petani garam itu, Eric Hermawan melalui reses perdanya mendapat berbagai masukan dari masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh H. Zain seorang petani garam di Desa Pangarengan.

Dalam kesempatan itu, H Zain menyampaikan keluh kesahnya bahwa hasil tani garam di Desa Pangarengan banyak yang menumpuk tidak terjual atau tidak terserap. Hal itu, kata dia, disebabkan adanya impor Garam.

“Aslinya keluhan petani penghasil garam di Desa Pangarengan ini dan otomatis di wilayah Madura juga itu terkait masalah impor Garam. Karena kalau Garam sedikit harga garam itu bisa mendingan mahal. Tapi, kalau banyak impor hasil tani Garam kami disini harganya murah,” keluh H. Zain kepada Eric Hermawan anggota DPR RI saat reses di Desa Pangarengan.

Senada dengan Abdul Wajib, ditempat yang sama dirinya juga menyampaikan keluhannya bahwa hasil tani garam nya saat ini banyak numpuk dan tidak bisa terjual.

“Kami minta solusinya pak Dewan, di musim hujan ini air sungai tinggi mengakibatkan garam para petani termasuk juga hasil tani Garam saya banyak yang numpuk dan tidak terserap. Dan juga adanya Garam impor yang masuk. Kalau bisa kami minta dan diusulkan agar impor Garam itu di stop,” kata Abdul Wajib.

Menanggapi hal tersebut, Eric Hermawan anggota DPR RI Dapil XI Madura Jawa Timur dari Fraksi Partai Golkar menyampaikan bahwa dirinya dari Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Komisi VII DPR RI) dengan lingkup tugas di bidang Perindustrian, UMKM, Ekonomi Kreatif, Pariwisata dan Sarana Publikasi.

“Saya pada hari ini melakukan reses dari anggota DPR RI Komisi VII. Saya konsentrasi ke industri khususnya industri Garam,” tuturnya.

Menurutnya, terkait permintaan para Petani Garam yang meminta untuk menyetop impor Garam, hal itu sudah di canangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan juga Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono untuk menyetop impor Garam khususnya konsumsi. Tapi, kata Politisi Partai Golkar itu menerangkan bahwa Pemerintah masih memperbolehkan impor Garam industri.

“Tapi nanti kita sebagai DPR punya fungsi pengawasan dan akan mengawasi importir importir Garam. Apa masih impor garam industri atau impor garam konsumsi,” tegas Eric Hermawan Anggota DPR RI Dapil XI Jawa Timur (Madura) dari Komisi VII.

Penulis: Agus Junaidi

Editor: Amir Sholeh

Publisher: Redaksi

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks