SAMPANG, Pilarpos.id – Proyek Saluran Irigasi program percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3-TGAI) di Desa Angsokah, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, baru selesai dikerjakan. Jum’at, (20/12/2024).
Namun, proyek yang digarap oleh kelompok himpunan petani pemakai air (Hippa) Angsokah Jaya itu diduga tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) serta terindikasi akan sarat korupsi.
Bagaimana tidak, saat media ini monitoring ke lokasi pada Kamis (19/12/2024), proyek saluran irigasi yang berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas di Desa Angsokah itu ditemukan adanya beberapa kejanggalan.
Seperti, terlihat minimnya pelaksanaan item pekerjaan pada galian tanah. Sebab, terlihat jelas pada pembangunan saluran itu terlihat tinggi dari permukaan tanah. Sehingga, saluran irigasi yang melenan dana Rp195 juta yang dibiayai melalui APBN TA 2024 itu dugaan kuat tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) serta terindikasi akan sarat korupsi.
Dugaan itu juga di perkuat oleh pernyataan Rian Adiyanto aktivis muda asal Sampang. Dirinya menilai bahwa pelaksana proyek hanya mementingkan keuntungan semata tanpa mengedepankan kualitas. Sebab kata dia, saluran irigasi tersebut ada item pekerjaan yang dikerjakan kurang maksimal. Sehingga kata aktivis muda berparas brewok ini menilai proyek saluran yang digarap Hippa Angsokah Jaya itu patut dicurigai.
“Itu ada item pekerjaan yang kurang maksimal dalam pengerjaannya, karena terlihat minimnya pada galian tanah. Setiap item pekerjaan itu tidak gratis karena dianggarkan dalam RAB, kenapa kok tidak dimaksimalkan. Itu patut diduga bahwa proyek saluran tersebut dikerjakan tak sesuai RAB,” katanya.
Selain itu kata Rian, proyek saluran yang ber kategori saluran irigasi tidak seperti saluran irigasi pada umumnya dan juga salah dalam hal penempatannya karena diletakkan di tadah hujan dan tidak ditemukan sumber mata air di sekitar lokasi. Sehingga asas manfaat kepada masyarakat dalam membantu pertumbuhan tanaman warga juga tidak jelas.
“Yang namanya saluran irigasi itu, harus ada sumber mata air yang berfungsi mengalirkan air ke lahan pertanian. Tujuan saluran irigasi untuk membantu pertumbuhan tanaman warga agar produktivitas sawah tanaman petani dapat meningkat,” tandasnya.
Sementara itu, Lilik saat dikonfirmasi media ini mengatakan bahwa dirinya hanya sebagai kepala rombongan tukang. Ditanya hal yang berkaitan dengan tehnis pekerjaan, dirinya berkilah bahwa sudah bekerja sesuai gambar.
“Saya hanya kepala rombongan tukang mas bukan ketua hippa dan itu saya kerjakan sesuai petunjuk dan gambar juga. Saya hanya bekerja dan tidak tau siapa ketuanya. Tapi nantik akan saya sampaikan ke orangnya (pemilik proyek),” kata Lilik. Kamis (19/12/2024).
Terkait sumber mata air, Lilik mengungkapkan bahwa nantik disekitar lokasi proyek hippa itu akan ada pekerjaan pengeboran.
“Nantik disana itu akan ada pekerjaan pengeboran air dan sudah diajukan. Itu katanya kepala desa bulan 2 (Februari),” ungkapnya.
Sementara sampai berita ini dimuat, media ini belum terhubung kepada pelaksana atau ketua Hippa Angsokah Jaya. Akan tetapi media ini akan melakukan konfirmasi lanjutan kepada pelaksana terkait proyek saluran irigasi P3-TGAI.
Penulis: Agus Junaidi
Editor: Amir Sholeh
Publisher: Redaksi