SAMPANG, Pilarpos.id – Desa Barunggagah, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, kembali kecipratan program percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3-TGAI) melalui kelompok himpunan petani pemakai air (Hippa) P3A Gagah, berupa proyek fisik pembangunan saluran irigasi dan saat masih tahap pengerjaan. Selasa, (24/12/2024).
Akan tetapi, proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas yang digarap oleh kelompok Hippa P3A Gagah itu diduga tidak sesuai perencanaan dan rencana anggaran biaya (RAB).
Bagaimana tidak, menurut informasi yang dihimpun media pilarpos.id proyek irigasi P3-TGAI ini ada perencanaan serta petunjuk tehnis (Juknis) khusus pada pelaksanaan pembagunan proyek saluran irigasi. Seperti, Pekerjaan galian tanah, pasangan batu pondasi, bagunan saluran, pekerjaan lantai dasar, plesteran hingga acian. Dan itu semua ada ukuran hingga biaya yang terhitung di rencana anggaran biaya (RAB).
Namun, berbeda pada proyek saluran irigasi P3A-TGAI yang digarap oleh Hippa P3A Gagah di Desa Barunggagah, Kecamatan Tambelangan.
Sebab, saat media Pilarlos.id pada Jum’at (20/12/2024) monitoring ke lokasi di temukan beberapa kejanggalan. Seperti, minimnya pekerjaan galian tanah pada pasangan batu pondasi, dan bentuk bangunan terlihat pendek (dangkal) serta juga di salah satu titik ada bangunan diduga tumpang tindih dengan bagunan yang lama. Sebab, sangat terlihat jelas di salah satu titik itu ada bangunan lama yang tidak dilakukan pembongkaran dan dilanjutkan dengan pekerjaan atau direhab. Padahal, proyek saluran irigasi itu bukan merupakan proyek rehabilitasi.
Sehingga, proyek yang dibiayai sebesar Rp195 juta melalui APBN TA 2024 yang digarap oleh kelompok Hippa P3A Gagah itu kuat dugaan tidak sesuai perencanaan dan terindikasi korupsi.
Adapun fungsi pondasi pada proyek saluran irigasi berfungsi untuk menopang bangunan saluran irigasi dan mencegah terjadinya genangan air. Genangan air yang dimaksud adalah kubangan yang terjadi akibat resapan air.
Akan tetapi, proyek saluran irigasi tersebut minimnya pekerjaan pasangan batu pondasi. Sehingga, proyek saluran irigasi yang digarap oleh kelompok Hippa P3A Gagah itu berpotensi tidak akan bertahan lama dan kuat dugaan dikerjakan tidak sesuai rencana anggaran biaya (RAB) dan sarat akan penyimpangan serta terindikasi korupsi.
Bangunan lama yang tidak dibongkar itu diperkuat oleh pernyataan warga sekitar. Menurut warga mengatakan bahwa memang disalah satu titik yang dimaksud tidak dilakukan pembongkaran hanya di rehab (diperbaiki).
“Ini bangunan direhab lagi,” ungkap warga dilokasi. Jum’at (20/12/2024).
Warga lain juga menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui asal muasal dari proyek tersebut. Akan tetapi, dirinya mengungkapkan bahwa pekerjaan saluran irigasi tersebut milik menantu Kepala Desa (Kades).
“Saya tidak tau berapa lama pekerjaan ini dilakukan tapi kemarin masih dilakukan pekerjaan. Tapi pekerjaan saluran ini milik menantu Kepala Desa (Kades),” katanya.
Sementara itu, Anam, Asisten Tenaga Ahli (Asta) dari BBWS Brantas membenarkan bahwa lokasi proyek tersebut merupakan saluran irigasi yang digarap oleh kelompok hippa P3A Gagah. Terkait bangunan lama yang tidak dilakukan pembongkaran, dirinya menyampaikan akan tetap masuk ukuran volume dari saluran irigasi yang digarap oleh kelompok Hippa P3A Gagah.
“Iya ini betul lokasinya mas (membenarkan Hippa P3A Gagah). Bangunan lama itu tetap masuk ukuran volume, tapi nantik itu dari pihak TPM punya hitung hitungan realisasi di lapangan. Mana yang rehab dan yang bangun baru itu kan nantik jelas,” kata Anam sebagai Asta di lokasi tersebut. Senin, (23/12/2024).
Terkait pekerjaan galian pasangan batu pondasi, Anam berkilah bahwa proyek saluran irigasi yang digarap oleh Hippa P3A Gagah tersebut ada galian tanah dan pasangan batu pondasi.
“Begini mas, galian itu akan tetap digali, sedangkan sepengetahuan teman diluar itu yang namanya pondasi itu kan harus digali lebih dalam. Tapi cara kerja dilapangan terkadang tiap tukang itu berbeda pelaksanaannya, terkadang langsung digali total semua. Jadi seolah olah tidak ada galian pondasinya,” dalihnya.
Anam juga kembali memastikan bahwa dirinya memegang dokumen foto bahwa proyek saluran irigasi yang digarap kelompok Hippa P3A Gagah tersebut ada galian tanah dan pekerjaan pasangan batu pondasi.
Kendati demikian, terkait temuan dilapangan ada kejanggalan, dirinya akan tetap menindak lanjuti dan akan mengkroscek dan akan turun langsung ke lokasi.
“Ada foto galiannya itu mas, tapi akan tetap saya tindak lanjuti itu, sesuai apa tidak, dan benar apa tidak itu ada galian pondasinya. Tapi kalau foto galian pondasinya ada. Kita akan kroscek dulu. Apa Benar dibongkar atau tidak bagunan lama itu,” tuturnya.
“Kalau bangunan lama masih bagus dan tidak perlu dibongkar ya di plester saja. Nantik larinya kurang tambah atau penambahan volume panjang. Itu nantik hitung hitungannya,” tambahnya.
Penulis: Agus Junaidi
Editor: Amir Sholeh
Publisher: Redaksi