Jember, Pilarpos.id – Seorang warga usai membeli minyak goreng murah melalui proses scan wajah dan e-KTP di salah satu tempat Kabupaten Jember Jawa Timur, minyak goreng berukuran 700 ML yang hanya dibandrol delapan ribu rupiah tersebut menjadi perhatian warga dan banyak membeli. Kamis, 29/05/2025.
Kegiatan pasar murah yang tidak diketahui apa nama perusahaannya itu menjadi attensi pegiat aktivis setempat khawatir identitanya disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Abdul Asis Kepala Desa Serut mengaku terpaksa jadi tuan rumah penjualan minyak goreng murah berkedok subsidi dengan scan KTP dan wajah karena ada permintaan dari warganya.
“Jika nantinya ada masalah dengan kegiatan pasar murah di belakang hari, kami akan tuntut orang Serut yang kemaren menelpon saya untuk minta izin jualan,” ungkap Kades Serut.
Aziz mengaku tidak tahu tujuan petugas penjual minyak goreng murah dengan men-scan KTP dan wajah pembeli.
“Mereka hanya jualan dan tidak ada legalitas apa – apa,” Imbuhnya.
Sementara itu Mila, diduga koordinator penjualan minyak goreng murah berkedok subsidi di teras rumah Kades Serut tidak menjawab dan memilih bungkam nama perusahaan atau lembaga yang mengadakan kegiatan pasar murah.
Hal senada juga disampaikan Komariyatul Laily (23), warga dusun Badean dikatakan jika harga minyak gorengnya miring, hanya delapan ribu Rupiah.
“Belinya di tempat pak Kades, bawa KTP dan orangnya harus hadir, di-scan mata,” pungkasnya.
Warga yang kedapatan program pasar murah kedepannya harus hati-hati khawatir identitasnya disalahgunakan dan dijadikan alat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Diketahui informasi senada sudah sampai di berbagai wilayah, Madura.
Dilansir dari media Tempo.com, Kemenkodigi RI membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik layanan Worldcoin pada Minggu (04/05/2025), paska heboh scan retina.
Dirjen Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar, menyatakan bahwa keputusan diambil atas laporan masyarakat terkait aktivitas kedua layanan tersebut. Sebab aktivitas scan retina dengan iming-iming uang ratusan ribu memiliki banyak dampak dan resiko.
Dikutip dari Truscluod.tech, data biometrik bersifat unik dan tidak dapat diubah, sehingga menjadi target yang ideal bagi pelaku kejahatan dunia maya. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, dapat digunakan untuk menyamar sebagai seseorang dan dapat melakukan berbagai kejahatan. MisalkanMisalkan, dengan menggunakan data tersebut, penjahat dapat mencuri identitas finansial korban, mengakses rekening bank, kartu kredit atau bahkan mengajukan pinjaman atas nama korban.
Selain itu, data biometrik dapat disalahgunakan dalam penipuan Pemilu, memberikan suara secara curang atau terlibat dalam aktivitas yang memerlukan verifikasi identitas. (Red/Sulyd).