SAMPANG, Pilarpos.id – Ruas jalan Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, jalur penghubung antar kecamatan Sokobanah-Karangpenang rusak parah dan memperihatinkan.
Menurut pantauan media Pilarpos.id pada Minggu (01/06/2025) di lokasi, kondisi jalan tersebut tampak lubang menganga di sejumlah titik, dipenuhi air bercampur kerikil dan tanah. Kendaraan roda dua dan roda empat terpaksa melambatkan lajunya karena berbahaya. Jalan itu, terjadi di jalur Batulenger-Karangpenang, Kabupaten Sampang, Madura. Minggu, (01/06/2025).
Menurut warga setempat, walau sempat diguyur hujan deras yang menerpa wilayah Kecamatan Sokobanah, dalam beberapa hari terakhir sehingga kini jalur tersebut berubah menjadi kubangan air serta kerikil yang bertaburan di badan jalan dan kondisi kerusakan itu terjadi rupanya bukan secara tiba-tiba, bahkan bencana kali ini bukan menjadi alasan.
Akan tetapi, jalan yang menjadi harapan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat tersebut ternyata sudah puluhan tahun tidak tersentuh proyek pembangunan.
Hal itu di ungkap oleh Abdurrohman, warga Desa Bira Tengah. Dirinya mengungkapkan bahwa jalan tersebut sudah puluhan tahun tidak tersentuh perbaikan signifikan. Ditambah lagi, jalur ini tidak dilengkapi saluran drainase yang memadai. Akibatnya, setiap kali hujan turun, air tidak mengalir ke sisi jalan, melainkan menggenangi badan jalan hingga mempercepat pelapukan aspal.
“Sudah puluhan tahun jalan ini rusak. Kalau hujan, air langsung masuk ke tengah jalan karena tidak ada selokan. Lama-lama jalan makin hancur,” ungkap Abdurrohman, kepada awak media sembari mengeluh.
Jalur Batulenger–Karangpenang merupakan akses vital yang digunakan masyarakat untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, dan transportasi dari hasil pertanian. Namun dengan kondisi jalan yang rusak parah, aktivitas warga menjadi terganggu.
Kekecewaan masyarakat pun memuncak saat jalan yang biasa mereka lewati mempertanyakan keseriusan Pemerintah Kabupaten Sampang dalam menangani persoalan infrastruktur Jalan Kabupaten Rute Batulenger -Karangpenang.
Bahkan, warga lain ada yang menyebut bahwa jalan tersebut hanya ditambal sebagian dengan Swadaya dan tidak kuat saat musim politik menjelang, tanpa solusi jangka panjang.
“Kami ini seperti di dianaktirikan. Waktu kampanye, banyak yang janji jalan ini mau diaspal dan akan dibangun. Tapi kenyataannya nol besar,” kata Sita halimah, ibu rumah tangga yang sehari-hari melewati jalur itu.
Kritik juga datang dari Rois, dari kalangan tokoh pemuda desa. Dirinya menuding bahwa rusaknya jalan jangka puluhan tahun itu juga dengan adanya ketimpangan perhatian pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur antar wilayah di Kabupaten Sampang. Sebab menurutnya, jalan utama kota terlihat mulus, sementara jalan kabupaten di pedesaan dibiarkan rusak bertahun-tahun tanpa ada perbaikan menyeluruh.
“Kami hanya minta keadilan. Masa harus tunggu korban jatuh atau kendaraan masuk lubang baru diperbaiki,” ujar Rois, tokoh pemuda setempat.
Menanggapi kondisi tersebut, warga mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sampang segera turun tangan. Selain memperbaiki jalan, pembangunan saluran air dinilai mendesak agar kerusakan tidak kembali terulang saat musim penghujan tiba.
Penulis: Agus Junaidi
Editor: Amir Sholeh
Publisher: Redaksi