SAMPANG, Pilarpos.id – Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, kecipratan beberapa titik kegiatan proyek fisik pembangunan saluran irigasi Progam Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2024 dengan nilai 195 juta per titik melalui kelompok Hippa dibeberapa Desa, di Kabupaten Sampang. Jum’at, (23/08/2024).
Pasalnya, proyek saluran irigasi Program P3-TGAI adalah program swakelola atau padat karya tunai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
Namun, anggaran ratusan juta itu mulai tercium aroma yang tidak sedap terkait pengelolaan dana hingga terindikasi sarat korupsi yang diduga dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab pada pengelolaan dana proyek P3-TGAI.
Seperti, yang terjadi di proyek P3-TGAI melalui kelompok Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) P3A AKAS JAYA, Desa Nyeloh, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura.
Menurut informasi yang sampai di meja Redaksi Pilarpos.id, Desa Nyeloh, Kecamatan Kedungdung, tahun 2024 ini kecipratan proyek pembangunan saluran irigasi P3-TGAI melalui Hippa P3A Akas Jaya, sedangkan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) atas nama Anisa Ulfah.
Akan tetapi ketika media pilarpos.id menelusuri prihal pelaksanaan dan keberadaan proyek tersebut, tercium aroma yang tidak sedap. Pasalnya, dana pencairan tahap pertama terhadap pihak Hippa P3A Akas Jaya, tercium dugaan pemotongan perihal pencarian tahap pertama di dana P3-TGAI.
Hal itu diungkapkan oleh Bahruddin, Ketua Hippa P3A Akas Jaya. Menurutnya, dirinya bersama bendahara telah mencairkan dana proyek P3-TGAI melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) sekitar sebesar 90 juta. Akan tetapi, setelah dana itu cair, dana tersebut dibawa dan diserahkan kepada inisial (S) beserta keluarganya S yang berinisial (F).
“Saya sendiri bersama bendahara yang mencairkan uang itu dari Bank BRI mas sekitar 90 juta, tapi uang langsung diserahkan semua ke S (inisial) dan berinisial (F) karena saat saya mencairkan saya sudah ditunggu di depan kantor BRI sama mereka,” ungkap Bahruddin Ketua Hippa Akas Jaya saat dikonfirmasi media ini melalui telepon selulernya. Senin, (19/08/2024).
Lebih lanjut, Bahruddin merasa terkejut usai sekitar seminggu dari pencairan pihaknya disuruh mengambil dana tersebut.
“Itu mencairkan sekitar 90 juta akan tetapi seminggu setelah pencairan saya cuma dikasih 35 juta. Saya juga terkejut, kok cuman segini ini beli bahannya saja tidak cukup untuk bayaran pekerja dari mana ini,” paparnya.
Kendati demikian, dirinya sebagai Ketua Hippa berkomitmen akan melakukan pembangunan proyek tersebut.
Sementara itu, inisial S, saat dikonfirmasi media ini perihal informasi dana P3-TGAI Hippa P3A Akas Jaya pencairan sebesar 90 juta, akan tetapi hanya diberikan sekitar 35 juta ke pihak Hippa P3A Akas Jaya, dan dikonfirmasi alasan dan penjelasan terkait dugaan pemotongan dana tersebut, dirinya berkilah bahwa dirinya tidak tahu menahu perihal persoalan tersebut (red).
“Begini saja mas, kalau sampeyan mau mengklarifikasi itu silahkan datang ke rumah lurahnya saja, saya tidak tau menahu. Itu yang bekerja kan pak klebun nya nanti mas,” kata inisial S saat dikonfirmasi media melalui telepon selulernya. Selasa, (20/08/2024).
Namun, ditanya soal pencarian dana yang dikasihkan 35 juta dari 90 juta, Inisial (S) menjawab bahwa itu tidak benar.
“Gak benar itu, ya sudah gini aja mas, gak usah pengin tau itu sampeyan. Sebagai apa sampeyan kok kayak gitu pertanyaannya. Orang Brantas saja gak pernah nanyak kayak gitu, sebagai apa sampeyan. Sudah gini saja, kalau sampeyan pengin tau semuanya sampeyan duduk bersama dirumahnya klebun Nyeloh,” paparnya.
Lebih lanjut inisial S menerangkan bahwa proyek P3-TGAI tersebut merupakan program swakelola. Menurutnya, progam itu yang penting dikerjakan.
“Gini mas yang namanya swakelola itu yang panting dikerjakan dan juga pekerjaan ini saya bukan main-main. Ini saya juga dikasih pihak orang kantor disuruh kerjain. Disana kenapa kok belum dikerjakan, mungkin disana alasannya karena tukang masih belum ada karena sekarang memang masih musim kemarau,” pungkasnya.